Rabu, 01 Maret 2017

Merajut Ukhwah Melalui Silaturrohim



MERAJUT UKHWAH
MELALUI SILATURRAHIM
Oleh : SUHARTO
( Penyuluh Agama Islam Funsional Kecamatan Pakuniran ) *
Muqoddimah

Barangkali membicarakan tentang Ukhwah adalah suatu hal yang tidak menarik  karena hal itu adalah hal biasa yang hamper tiap orang pasti memahaminya, tetapi justru lumrah dan biasanya masalah ukhwah itu sering menjerumuskan kita pada sikap acuh tak acuh dan tidak perduli terhadap masalah tersebut. Padahal kita semua tahu bahwa rusak dan jhilangnya tali ukwah telah banyak menimbulkan kerugian bahkan bencana dalam kehidupan kita. Tulisan ini tidak ingin menggurui tentang ukhwah. Karena itu sama dengan menggarami laut.
Pertama Ada beberapa alasan mengapa ukhwah kapanpun tetap penting dibutuhkan dan harus dipelihara serta wajib ditempatkan di atas kepentingan yang lain.
Bahwa Ukhwah adalah Fitrah (Kecendrungan dasar) manusia yang selain baik dan harus menurut etika dan logika juga sangat dianjurkan oleh agama antara lain dengan kewajiban silaturrahim. Orang yang beradab (etika dan logika) apalagi konsisten dengan agamanya pasti cenderung untuk hidup berukhwah. Bahkan dalam kehidupan binatangpun kecendrungan itu dalam bentuknya yang primitif juga ditemukan (perhatikan kehidupan kolektif mereka )
Kedua, Bahwa semangat ukhwah sangat dibutuhkan untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama
Ketiga, Lemahnya semangat Ukwah akan menyuburkan tumbuhnya konflik-konflik dalam masyarakat yang dipicu oleh adanya perbedaan-perbedaan pandangan, paham mauoun kepentingan.
Dari itulah maka kami mencoba untuk mengulas sedikit akan pentingnya ajaran silaturrahim dalam islam sebagai sebuah media untuk mempererat jalinan ukhwah diantara kita.

Makna dan Keutamaan Silaturrahim

kita sering mendengarkan perkataan silaturahmi pasti dan  itu adalah perkataan orang jawa pastiya kalau orang arab biasa menggunakan kata silaturrahim  silaturahim itu adalah penghubung kasih sayang dalam artian bahasa arab karena dalam menghubungkan silaturahmi seseorang harus secara andil dan aktif datang kerumah rumah untuk menyambung tali persaudaraan karena setiap manusia merupakan saudara baik saudara dalam tetangga ataupun saudara dalam iman dan takwa kepada Allah SWT hikmh bersilaturahim selain mendapatkan kasih sayang dari tetangga ataupun saudara dapat juga memanjangka umur dan memperluas rizki  Dari riwayat nabi dikatakan dari Anas bin malik RA. Rasullullah SAW bersabda :

Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
Jadi silaturahimpun sesama umat manusia dapat menambahkan umur dan melapangkan rizki kita karena seluruh amal perbuatan yang akan diterima merupakan amal amal yang dilakukan didunia ini
Silaturahimpun dapat mendatangkan rizki itu tentu kalau kita bertamu ditempat orang pastikan kita mendapat sugguha dari yang kita tamui karena tamu merupakan raja  harus dan perlu kiranya memberikan sebuah makanan walaupun sedikit.
dan yang dinamakan silaturahim menurut  nabi yang diriwayatka dari Abdullah bin Amr RA adalah orang yang menyambung ( silaturahim )bukanlah yang membalas kunjungan tetapi siapa yang meyambung silaturahim saat terputus.
Apabilaseseorang sudah terputus maka jalinlah silaturahim itu yang dinamakan menyabung silaturahim saat terputus.
Silaturahim ini merupakan hikmah tersbesar dari Alah SWT kepdaa umat muslim didunia ini dan adapun hikmah keutamaan silaturahim yang lain adalah bahwa silaturahim mempunyai banyak manfat teutama dala pahala sesungguhnyaorang yang menyambungkan silaturahim dari orang yang bertengkar menjadi damai dan disambungka merupakan suatu amal dari Alla yang besar. dalam hadist riwayat Bukhori disabdakan bahwa
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
dalam riwayat ini bahwa silaturahimpun mempunyai pahala yang sangat besar dari pada orang yang shalat dan bershaum  sesungguhnya orang yang menjembatani perdamaian antara kedua belah pihak mempunyai pahala yang sangat besar disisi Allah dan adapun  hikmah yang kita petik yakni
Sebab-Sebab Terburainya Jalinan Silaturrahim
Tali kekerabatan harus selalu rapat dan erat. Beragam gejala yang berpotensi merenggangkannya mesti diantisipasi dengan cepat, supaya keharmonisan hubungan tetap terjaga, kuat lagi hangat. Semua anggota kerabat akan menikmati rahmat dari Allâh Ta'âla lantaran menjunjung tinggi tali silaturrahim yang sangat ditekankan oleh syariat.
Sebaliknya, ketidakpedulian terhadap hubungan kekerabatan akan dapat menimbulkan dampak negatif. Alasannya, tali silaturrahim lambat laun akan mengalami perenggangan. Pemutusan tali silaturrahim berdampak mengikis solidaritas, mengundang laknat, menghambat curahan rahmat dan menumbuhkan egoisme. Sering terdengar di masyarakat banyaknya kasus putusnya tali silaturrahim dengan berbagai bentuknya. Terhadap pemutusan silaturrahim ini, Islam sangat tegas ancamannya.
Allâh Ta'âla berfirman
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang- orang yang dila’nati Allâh
dan Allâh tulikan telinga mereka dan Allâh butakan penglihatan mereka.
(QS Muhammad/47:22-23)

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim.
(HR Bukhari 5984 dan Muslim 2556)
Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya pemutusan tali silaturrahim. Namun ketidaktahuan seseorang tentang itu, membuatnya terjerumus dalam kesalahan.
Bentuk-Bentuk Pemutusan Silaturrahim
Anjuran untuk membina tali silaturrahim sangat jelas. Sebagaimana diterangkan Ibnul Atsir rahimahullâh, silaturrahim merupakan cerminan berbuat baik kepada keluarga dekat, berlemah-lembut kepada mereka dan memperhatikan keadaan mereka. Memutuskan tali silaturrahim merupakan tindakan yang berlawanan dengan itu semua.
Fenomena pemutusan tali silaturrahim sering terdengar di tengah masyarakat, terutama akhir-akhir ini, saat materialisme mendominasi. Saling mengunjungi dan menasihati sudah dalam titik yang memprihatinkan. Hak keluarga yang satu ini sudah terabaikan, tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Padahal jarak sudah bukan lagi menjadi halangan di era kemajuan teknologi informasi. Bentuk-bentuk pemutusan silaturrahim yang muncul di tengah masyarakat diantaranya :
1.      Tidak adanya kunjungan kepada sanak keluarganya dalam jangka waktu yang panjang, tidak memberi hadiah, tidak berusaha merebut hati keluarganya, tidak membantu menutupi kebutuhan atau mengatasi penderitaan kerabatnya. Yang terjadi, justru menyakiti kerabatnya dengan ucapan atau perbuatan.
2.      Tidak pernah menghidupkan spirit senasib dan sepenanggungan dalam kegembiraan maupun kesusahan. Malah orang lain yang dikedepankan daripada membantu keluarga dekatnya
3.      Lebih sering menghabiskan waktu dakwahnya kepada orang lain daripada sibuk dengan keluarga sendiri. Padahal, mereka lebih berhak mendapat kan kebaikan. Allâh berfirman

Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
(QS Asy Syu’ara/26: 214
4.      Ada juga orang yang mau menjalin tali silaturrahim, jika keluarganya menyambung silaturrahim dengannya. Tapi ia akan mengurainya, jika mereka memutuskannya

Faktor-Faktor Penyebab Terputusnya Silaturrahim
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa banyak hal yang dapat menyebabkan terputusnya silaturrahim, di antaranya ialah:
1.      Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali silaturrahim
2.      Ketakwaan yang melemah
3.      Kesombongan
4.      Perpisahan yang lama
5.      Celaan yang berat
6.      Khawatir memberatkan
7.      Kurang memperhatikan tamu
8.      Pelit dan bakhil
9.      Menunda pembagian harta warisan
10.  Kerjasama antar keluarga dekat
11.  Sibuk dengan dunia
12.  Thalak di antara kerabat
13.  Jarak yang berjauhan serta malas ziarah
14.  Rumah yang berdekatan
15.  Kurang sabar
16.  Lupa kerabat pada saat mempunyai acara
17.  Hasad atau dengki
Demikian beberapa sebab yang bisa memutuskan tali silaturrahim. Sebagai orang yang beriman, kita harus menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan terputusnya tali silaturrahim ini. oleh karena itu, hendaklah kita menjaga silaturrahim, memupuknya, serta mencari sarana-sarana yang bisa mengokohkannya, agar tidak terkikis oleh derasnya arus budaya yang merusaknya. Wallahu a’lam.
*Dipresentasikan pada pertemuan rutin bulanan Penyululuh Agama Islam Pada tgl 13 Maret 2016