MERAJUT UKHWAH
MELALUI SILATURRAHIM
Oleh : SUHARTO
( Penyuluh Agama
Islam Funsional Kecamatan Pakuniran ) *
Muqoddimah
Barangkali
membicarakan tentang Ukhwah adalah suatu hal yang tidak menarik karena hal itu adalah hal biasa yang hamper
tiap orang pasti memahaminya, tetapi justru lumrah dan biasanya masalah ukhwah
itu sering menjerumuskan kita pada sikap acuh tak acuh dan tidak perduli
terhadap masalah tersebut. Padahal kita semua tahu bahwa rusak dan jhilangnya
tali ukwah telah banyak menimbulkan kerugian bahkan bencana dalam kehidupan
kita. Tulisan ini tidak ingin menggurui tentang ukhwah. Karena itu sama dengan
menggarami laut.
Pertama Ada beberapa alasan mengapa
ukhwah kapanpun tetap penting dibutuhkan dan harus dipelihara serta wajib
ditempatkan di atas kepentingan yang lain.
Bahwa Ukhwah
adalah Fitrah (Kecendrungan dasar) manusia yang selain baik dan harus menurut
etika dan logika juga sangat dianjurkan oleh agama antara lain dengan kewajiban
silaturrahim. Orang yang beradab
(etika dan logika) apalagi konsisten dengan agamanya pasti cenderung untuk hidup
berukhwah. Bahkan dalam kehidupan binatangpun kecendrungan itu dalam bentuknya
yang primitif juga ditemukan (perhatikan kehidupan kolektif mereka )
Kedua, Bahwa semangat ukhwah sangat dibutuhkan
untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama
Ketiga, Lemahnya semangat Ukwah akan menyuburkan
tumbuhnya konflik-konflik dalam masyarakat yang dipicu oleh adanya
perbedaan-perbedaan pandangan, paham mauoun kepentingan.
Dari itulah maka kami mencoba untuk mengulas
sedikit akan pentingnya ajaran silaturrahim dalam islam sebagai sebuah media
untuk mempererat jalinan ukhwah diantara kita.
Makna dan Keutamaan
Silaturrahim
kita sering mendengarkan perkataan silaturahmi
pasti dan itu adalah perkataan orang jawa pastiya kalau orang arab biasa
menggunakan kata silaturrahim silaturahim itu adalah penghubung kasih
sayang dalam artian bahasa arab karena dalam menghubungkan silaturahmi
seseorang harus secara andil dan aktif datang kerumah rumah untuk menyambung
tali persaudaraan karena setiap manusia merupakan saudara baik saudara dalam
tetangga ataupun saudara dalam iman dan takwa kepada Allah SWT hikmh
bersilaturahim selain mendapatkan kasih sayang dari tetangga ataupun saudara
dapat juga memanjangka umur dan memperluas rizki Dari riwayat nabi
dikatakan dari Anas bin malik RA. Rasullullah SAW bersabda :
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
Jadi silaturahimpun sesama
umat manusia dapat menambahkan umur dan melapangkan rizki kita karena seluruh
amal perbuatan yang akan diterima merupakan amal amal yang dilakukan didunia
ini
Silaturahimpun dapat
mendatangkan rizki itu tentu kalau kita bertamu ditempat orang pastikan kita
mendapat sugguha dari yang kita tamui karena tamu merupakan raja harus
dan perlu kiranya memberikan sebuah makanan walaupun sedikit.
dan yang dinamakan silaturahim
menurut nabi yang diriwayatka dari Abdullah bin Amr RA adalah orang yang
menyambung ( silaturahim )bukanlah yang membalas kunjungan tetapi siapa yang
meyambung silaturahim saat terputus.
Apabilaseseorang sudah
terputus maka jalinlah silaturahim itu yang dinamakan menyabung silaturahim
saat terputus.
Silaturahim ini merupakan
hikmah tersbesar dari Alah SWT kepdaa umat muslim didunia ini dan adapun hikmah
keutamaan silaturahim yang lain adalah bahwa silaturahim mempunyai banyak
manfat teutama dala pahala sesungguhnyaorang yang menyambungkan silaturahim
dari orang yang bertengkar menjadi damai dan disambungka merupakan suatu amal
dari Alla yang besar. dalam hadist riwayat Bukhori disabdakan bahwa
“Maukah
kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan
shaum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan,
“Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus,
mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai
kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu)
adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan
usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali
persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
dalam riwayat ini bahwa silaturahimpun mempunyai
pahala yang sangat besar dari pada orang yang shalat dan bershaum
sesungguhnya orang yang menjembatani perdamaian antara kedua belah pihak
mempunyai pahala yang sangat besar disisi Allah dan adapun hikmah yang
kita petik yakni
Sebab-Sebab
Terburainya Jalinan Silaturrahim
Tali kekerabatan harus selalu rapat dan erat.
Beragam gejala yang berpotensi merenggangkannya mesti diantisipasi dengan
cepat, supaya keharmonisan hubungan tetap terjaga, kuat lagi hangat. Semua
anggota kerabat akan menikmati rahmat dari Allâh Ta'âla lantaran menjunjung
tinggi tali silaturrahim yang sangat ditekankan oleh syariat.
Sebaliknya, ketidakpedulian terhadap hubungan
kekerabatan akan dapat menimbulkan dampak negatif. Alasannya, tali silaturrahim
lambat laun akan mengalami perenggangan. Pemutusan tali silaturrahim berdampak
mengikis solidaritas, mengundang laknat, menghambat curahan rahmat dan
menumbuhkan egoisme. Sering terdengar di masyarakat banyaknya kasus putusnya
tali silaturrahim dengan berbagai bentuknya. Terhadap pemutusan silaturrahim
ini, Islam sangat tegas ancamannya.
Allâh Ta'âla berfirman
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang- orang yang dila’nati Allâh
dan Allâh tulikan telinga mereka dan Allâh butakan penglihatan mereka.
(QS Muhammad/47:22-23)
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang- orang yang dila’nati Allâh
dan Allâh tulikan telinga mereka dan Allâh butakan penglihatan mereka.
(QS Muhammad/47:22-23)
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi
wasallam bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Tidak
akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim.
(HR Bukhari 5984 dan Muslim 2556)
(HR Bukhari 5984 dan Muslim 2556)
Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya
pemutusan tali silaturrahim. Namun ketidaktahuan seseorang tentang itu,
membuatnya terjerumus dalam kesalahan.
Bentuk-Bentuk Pemutusan
Silaturrahim
Anjuran
untuk membina tali silaturrahim sangat jelas. Sebagaimana diterangkan Ibnul
Atsir rahimahullâh, silaturrahim merupakan cerminan berbuat baik
kepada keluarga dekat, berlemah-lembut kepada mereka dan memperhatikan keadaan
mereka. Memutuskan tali silaturrahim merupakan tindakan yang berlawanan dengan
itu semua.
Fenomena
pemutusan tali silaturrahim sering terdengar di tengah masyarakat, terutama
akhir-akhir ini, saat materialisme mendominasi. Saling mengunjungi dan
menasihati sudah dalam titik yang memprihatinkan. Hak keluarga yang satu ini
sudah terabaikan, tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Padahal jarak
sudah bukan lagi menjadi halangan di era kemajuan teknologi informasi. Bentuk-bentuk
pemutusan silaturrahim yang muncul di tengah masyarakat diantaranya :
1. Tidak adanya kunjungan kepada sanak
keluarganya dalam jangka waktu yang panjang, tidak memberi hadiah, tidak
berusaha merebut hati keluarganya, tidak membantu menutupi kebutuhan atau
mengatasi penderitaan kerabatnya. Yang terjadi, justru menyakiti kerabatnya
dengan ucapan atau perbuatan.
2. Tidak pernah menghidupkan spirit senasib
dan sepenanggungan dalam kegembiraan maupun kesusahan. Malah orang lain
yang dikedepankan daripada membantu keluarga dekatnya
3. Lebih sering menghabiskan waktu dakwahnya
kepada orang lain daripada sibuk dengan keluarga sendiri. Padahal,
mereka lebih berhak mendapat kan
kebaikan. Allâh berfirman
Dan
berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
(QS Asy Syu’ara/26: 214
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
(QS Asy Syu’ara/26: 214
4.
Ada
juga orang yang mau menjalin tali silaturrahim, jika keluarganya menyambung
silaturrahim dengannya. Tapi ia akan mengurainya, jika mereka memutuskannya
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa banyak hal
yang dapat menyebabkan terputusnya silaturrahim, di antaranya ialah:
1.
Ketidaktahuan bahaya
memutuskan tali silaturrahim
2. Ketakwaan yang melemah
3. Kesombongan
4. Perpisahan yang lama
5. Celaan yang berat
6. Khawatir memberatkan
7. Kurang memperhatikan tamu
8. Pelit dan bakhil
9. Menunda pembagian harta
warisan
10. Kerjasama antar keluarga
dekat
11. Sibuk dengan dunia
12. Thalak di antara kerabat
13. Jarak yang berjauhan serta
malas ziarah
14. Rumah yang berdekatan
15. Kurang sabar
16. Lupa kerabat pada saat mempunyai acara
17. Hasad atau dengki
Demikian beberapa sebab yang bisa memutuskan tali
silaturrahim. Sebagai orang yang beriman, kita harus menjauhi hal-hal yang
dapat menyebabkan terputusnya tali silaturrahim ini. oleh karena itu, hendaklah
kita menjaga silaturrahim, memupuknya, serta mencari sarana-sarana yang bisa
mengokohkannya, agar tidak terkikis oleh derasnya arus budaya yang merusaknya. Wallahu a’lam.
*Dipresentasikan pada
pertemuan rutin bulanan Penyululuh Agama Islam Pada tgl 13 Maret 2016